Metode
Sistematis: Fonem
Setiap
bahasa dibangun oleh fonem, fonem membangun sintaksis, ketiganya mempunyai
pola. Kalau fonem tidak punya arti, tetapi digunakan untuk membedakan semantik
dan sangat penting untuk mengetahui polanya, misalnya kalau perbedaan fonem [t]
dan [d] pada kata tari dan dari tidak dapat dibedakan, maka kedua fonem itu
adalah fonem yang sama, namun kita mengenal bahwa kedua kata tersebut berbeda
makna karena kehadiran kedua fonem tersebut. Dalam hal ini terbuktikan kalau
kehadiran kedua fonem itu berfungsi sebagai pembeda arti. Fonem tidak berarti
kalau berdiri sendiri. Bahwa eksistensi saja belum tentu berarti, sebab fonem
adalah sesuatu yang ada tapi tidak berarti.
Fonem
tidak bermakna kalau berdiri sendiri, karena harus mempunyi pola yang tampak.
Jadi permasalahan dalam bahasa memang antara bentuk, bunyi adalah bentuk
sekalipun abstrak tapi berpola dan makna. Pola fonem yang ada berbeda untuk
setiap bahasa. Perbedaan fonem setiap bahasa yang paling terlihat adalah kuantitasnya.
Setiap bahasa mempunyai jumlah fonem yang berbeda, maksudnya sebuah fonem
mungkin hadir dalam satu bahasa namun absen dalam bahasa lain.
Jenis-jenis
fonem dalam bahasa Indonesia, secara resmi ada 32 buah fonem, yang terdiri
atas: (a) fonem vokal 6 buah (a, i. u, e, ∂, dan o), (b) fonem diftong 3 buah,
dan (c) fonem konsonan 23 buah (p, t, c, k, b, d, j, g, m, n, n, η, s, h, r,
l,w, dan z). [2] Apakah fonem
dapat disebut juga sebagai grafem(huruf) ?
Grafem
adalah sistem pelambangan bunyi alih-alih disebut sistem ejaan, pada dasarnya
grafem adalah huruf. [2] Sedangkan selama ini kita mengetahui
bahwa jumlah huruf dalam bahasa Indonesia ada 26 buah (a, b, c, d, e,f, g, h,
i, j, k, l, m, n, o, p, q, r, s, t, u, v, w, x, y, z).
Fonem berbeda dengan grafem karena grafem berbicara tentang huruf, sedangkan fonem berbicara tentang bunyi.
Seringkali representasi tertulis kedua konsep ini sama. Misalnya kata "ladang" mempunyai
enam grafem, yakni <l>, <a>, <d>, <a>, <n>, dan
<g>. Dari segi bunyinya perkaatan yang sama itu hanya mempunyai lima
fonem, yakni /l/, /a/, /d/, /a/, dan /ŋ/ karena grafem <n> dan <g>
hanya mewakili satu fonem /ŋ/ saja.
Fonem adalah bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi membedakan makna. [1]
Dalam ilmu bahasa (linguistik) kajian atau analisa bunyi bahasa
dengan memperhatikan statusnya sebagai pembeda makna adalah fonemik. [1]
Bunyi bahasa yang
diucapkan oleh manusia akan memiliki pembeda makna pada setiap bunyi bahasanya.
[1]
Objek kajian dari fonemik adalah fonem, berbeda dengan objek
kajian fonetik yang
mengkaji fon. [1]
Dalam kajian fonemik,
istilah fonem juga dibicarakan. Bahwa fonem merupakan bunyi bahasa
terkecil yang dapat atau berfungsi membedakan arti. Telaah tentang fonem inilah
yang dikatakan fonemik. Karena bunyi bahasa yang
dihasilkan oleh alat bicara kita itu banyak ragamnya, bunyi-bunyi itu
dikelompok-kelompokkan ke dalam unit-unit yang disebut fonem. Fonem inilah yang
dijadikan objek penelitian fonemik. Jadi, tidak seluruh bunyi bahasa yang
bisa dihasilkan oleh alat bicara dipelajari oleh fonemik. Bunyi-bunyi bahasa
yang fungsional yang menjadi kajian fonemik.
Rujukan
2.
^ Mansur Muslich (2008). Fonologi Bahasa Indonesia: Tinjauan
Deskriptif Sistem Bunyi Bahasa Indonesia.
Jakarta: Bumi Askara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar