Translate
Sabtu, 11 Mei 2013
cerpenku part 1
Setiap kali ada celah kosong dalam benakku , selalu saja terlintas sosok nato. Yang bahkan sampai detik ini masih tetap singgah dalam hati dan pikiranku. Semenjak kejadian 1 bulan yang lalu , aku masih belum bisa terima dengan keputusan sepihak yang di buat oleh nato , mantan kekasihku.
Aku sudah mengenal nato sekitar 5 bulan yang lalu , semenjak dekat dengan dia selama sebulan , akhirnya kami memutuskan untuk menjalin hubungan lebih dari teman atau relationship. Walaupun awalnya selama berpacaran dengan nato , aku masih ragu dengan perasaan yang dimilikinya.
Selama berpacaran aku mencoba jujur pada nato , bahwa sebenarnya aku masih kurang yakin dengan perasaan nato yang begitu singkat. Dan akhirnya nato pun berusaha untuk meyakinkan perasaannya padaku bahwa dia benar – benar menyayangiku bukan hanya sekedar omongan belaka.
Dan sebelum mengenal nato , sebenarnya aku sudah dekat dengan fandy. Dia adalah teman satu kampus ku bahkan kita satu jurusan hanya saja beda kelas. Kedekatan ku dan fandy jauh lebih lama dibanding dengan nato. aku pun sempat suka dengan fandy , namun lama – lama saat dekat dengan fandy. Perasaan suka ku pun berkurang tidak seperti dulu aku merasa seperti sudah ilfeel dengan dia. Malah sekarang fandy lah yang benar – benar suka dengan aku dan berharap hubungan kita tidak hanya sekedar close friend saja.
Namun , aku tidak bisa menerima keinginan fandy. Karena perasaanku saja ke fandy sudah tidak seperti dulu lagi. Ditambah dengan kehadiran nato , yang perlahan benar – benar menghapus perasaan suka ku pada fandy.
Nato adalah kepala store , tempat kakakku bekerja. setiap kali pulang dari kampus biasanya aku menjemput kakakku di store. Dan semenjak sering jemput di store , nato sering melihat aku.
Aku tidak menyangka kalau akhirnya bisa kenal dan dekat dengan nato. Karena sebelumnya kakakku, nadia sering bercerita di keluarga kalau kepala tokonya itu suka dengan dia. Namun aku cuek saja dengan apa yang di gembor – gemborkan oleh kakakku.
Lagian itu sepertinya hanya presepsi kakakku saja dan kakakku sendiri sudah mempunyai pacar yang sangat dibelain mati – matian oleh dia walaupun sebenarnya mamaku tidak menyetujui hubungan mereka.
Saat itu aku memang cuek dan tidak yakin dengan cerita kakakku yang bilang kalau nato suka sama kak nadia atau bla – bla. Karena apa ? nato pun belum pernah mengutarakan perasaan sukanya sama kakakku , jadi kesimpulannya kakakku itu ke – GRan saja haha.
Lalu beberapa hari kemudian .
“ Nanta , nato pengen kenalan sama kamu , dia juga minta’ nomer kamu , facebook juga. Kasih apa nggak ? “ tiba – tiba saja kak nadia duduk disebelahku.
“ Hah ? nato ? kok bisa “ tanyaku kaget , sebenarnya terselip perasaan suka juga.
“ Buktine bisa , kasih apa nggak nih ? “
“ Iya deh terserah “ jawabku pura – pura acuh.
“ Lha terus kamu sama fandy gimana ? kalian pacaran bukane ya ? “
“ Aku sama fandy loh kak cuman deket. Lagian gak tau kenapa aku jadi ilfeel sama dia, masa’ tiap kali di kampus dia itu ngikutin aku mulu’ , bosen ngeliatnya. Aku juga jadi gak enak sama anak – anak , mereka loh bosen liat fandy terus. Apalagi aku , aku sama dia cuman close friend , no more. “
“ Oh gitu “ jawab kak nadia datar.
Lalu semenjak itu pula akhirnya aku bisa dekat dengan nato. Setiap hari kita selalu smsan , twitteran , kadang nato juga menelponku kalau kita tidak lagi sibuk. Dia sering mengajakku jalan , nonton , dinner dan seringkali dia main di rumahku.
Aku bahagia bisa kenal dengan nato , semua ini tak bisa kurasakan saat bersama dengan fandy. Apalagi saat nato mengatakan kalau dia sering merindukanku dan dia juga sayang kepadaku , rasa bahagia itu menyeruak saja dalam qalbuku.
Walaupun semua itu terdengar gombal dan di sisi lain aku juga masih kurang percaya dengan apa yang nato katakan padaku mengenai itu. Karena aku dan dia masih baru kenal beberapa hari yang lalu kita juga masih belum mengerti sepenuhnya satu sama lain.
Aku pun memberikan waktu untuk meyakinkan lagi perasaanku pada dia dan dia juga berusaha meyakinkanku akan perasaannya kepadaku. Setelah genap sebulan akhirnya aku memutuskan untuk menerima perasaan dia karena aku tidak mau menggantungkan perasaan seseorang yang sayang kepadaku.
Kita pun menjalani hubungan layaknya orang yang berpacaran. Banyak hal dan sesuatu baru yang kudapat dari diri nato. Walaupun usia kita beda 5 tahun , kami tidak mempermasalahkannya. Selama berpacaran dengan dia aku merasa kalau aku beneran sayang dengan dia. Entah kenapa tiba – tiba aku merasa begini , namun aku juga harus membatasi perasaan sayang yang berlebihan ini.
Aku menyukai nato karena kedewasaan yang dimilikinya , dia yang penyayang , suka mengalah , selalu mengerti aku , mandiri dan yang aku suka lagi dia mempunyai pemikiran untuk masa depannya dengan berusaha menjadi seorang enterpreneurship. Padahal usianya masih 22 , tapi mempunyai pemikiran yang sampai segitu.
Namun setelah hubungan kita berlangsung 2 bulan lebih 15 hari. Aku masih ingat hari jum’at itu tiba – tiba saja nato tidak ada kabar. Saat ku sms , dia tidak membalasnya. Kupikir dia masih sibuk dengan kerjaannya. Lalu ku coba sms berkali – kali , dan tetap saja tidak ada balasannya. Padahal siangnya kita baru saja bertemu , saat aku mengantar kak nadia berangkat kerja. Dan kita pun tidak membicarakan hal – hal serius malah kita bercanda saat itu.
Malam harinya aku masih saja belum mendapatkan sms dari dia , padahal aku sudah sms dia berkali – kali. Aku pikir dia lagi mengerjai aku dan aku menunggu sampai pagi. Ternyata dia masih belum membalas smsku sama sekali , setiap kali handphoneku menyala aku berharap sekali itu sms dari nato.
Aku mencoba menelponnya , namun dia juga tidak mengangkat telponku. Dan ketika ku buka akun facebook ku dia sudah remove aku dari pertemanannya dan unfollow twitterku dari akunnya. Aku speecless , Saat itu aku benar – benar merasa seperti orang yang bingung , sederet pertanyaan berjejer masih tertata rapi dalam benakku. Apa sebenarnya yang sedang terjadi ? kenapa tiba – tiba jadi seperti ini.
Akhirnya aku meminta tolong pada kak nadia untuk menanyakan hal ini pada nato. Aku pun menunggu kak nadia pulang dari kerja dan berharap membawa berita yang bisa menenangkan hatiku saat itu. Namun saat kakakku pulang kerja
“ Gimana kak sama nato ? “ tanyaku penasaran. Namun kakakku hanya menggelang saja.
“ Maksutnya ? “ tanyaku sekali lagi.
“ Ya aku belum nanya , kenapa gak kamu selesaikan sendiri sih urusan kamu sama dia ? aku loh gak enak mau nanya sama dia “ Jawab kakakku sewot.
Tiba – tiba saja , mataku berkaca – kaca , aku tidak kuat lagi menahan air mataku sejak dari kemarin. Dengan cepat aku pun berjalan ke arah kamarku dan kuhempaskan saja tubuhku yang lemas ini di atas ranjang. Buliran air mata , bergulir satu persatu keluar dari kedua bola mataku namun semakin lama buliran itu semakin cepat berhamburan keluar dari mataku. Sesak menyeruak dalam dadaku , aku menangis menjadi – jadi. Semakin aku ingat sosok nato , membuat air mataku enggan untuk berhenti keluar.
Aku juga tidak habis pikir dengan kakakku , kenapa dia tidak mencoba untuk membantuku padahal kan dia tau bagaimana sekarang keadaan hubunganku dengan nato. Jujur saja aku menyimpan setitik harapan pada kakakku agar membantu menyelesaikan semua ini. namun , kakakku sepertinya tidak ada keinginan sama sekali untuk membantu. Aku tidak habis pikir saja dengan kak nadia , apa mungkin dia jealous. Aku juga tidak tau.
Kulihat mamaku sudah berdiri mematung di depan pintu kamarku dan menghampiriku. Aku mencoba menghapus air mataku , aku sebenarnya sangat malu dengan mamaku kalau sampai menangisi laki – laki seperti ini. tapi mau bagaimana lagi , airmata ini tiba – tiba saja jatuh tanpa henti. Mama pun berusaha menguatkan hatiku , memang harus kuakui setiap kali perkataan mama dan aku menurutinya maka aku akan merasa jauh lebih baik.
Mama banyak memberikanku pengarahan mengenai hubunganku dengan nato , sesak dalam dadaku pun berkurang dengan adanya perkataan mama yang mungkin lama – lama bisa menghapus luka perih dihatiku karena ulah nato.
Selama 2 minggu tanpa ada kabar dari dia dan aku juga tidak menghubungi dia lagi. Tiba – tiba saja kudapati sms dari dia dan memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita tanpa memberi alasan dan penjelasan yang pasti. Aku menanyakannya lewat sms berkali – kali namun tetap tidak ada balasan dari dia.
Aku menceritakan semuanya kepada mama. Dan mama pun kembali memberikanku suatu spirit dalam diriku yang selama ini hampir hilang karena masalahku dengan nato. Aku mencoba menjalani saran yang dibuat oleh mama , walau terkadang susah sekali untuk tidak mengingat dia kembali.
Dan nyatanya fandylah yang sampai saat ini masih sayang kepadaku. Walaupun dia tau saat itu aku bersama nato , dia berusaha tegar. Kini saat dia tau aku sudah tidak dengan nato lagi. Dia berusaha lagi untuk memperjuangkan perasaannya yang sudah tidak kugubris lagi.
Namun , saat dekat dengan fandy. Aku sama sekali tidak bisa merasakan perasaan yang fandy beri kepadaku dan aku masih terjebak nostalgia. Lagi – lagi nama nato masih bersarang kuat di dalam pikiranku. Walaupun fandy berkali – kali mencoba mengalihkan perasaanku , tetap saja tidak bisa.
Bahkan saat aku berada di keramaian saja , masih sempat – sempatnya aku kepikiran dia. Dan ketika sesuatu hal yang terjadi padaku dan hal tersebut penah kualami saat bersama nato pun kembali aku mengingat dia lagi.
Aku bertekat untuk move on , aku berusaha mengatasi kegalauanku karena nato dengan berbagai hal seperti menulis cerpen , main game dan mendengarkan musik keras yang membuat suasana hatiku lebih baik lagi. Walaupun sebenarnya aku masih banyak menyimpan segudang pertanyaan mengapa hubunganku harus berakhir dengan dia. Tanpa ada alasan dan penjelasan yang pasti dari dia.
Kini kucoba berdiri tegak dari tempat aku berpijak , kucoba untuk melangkahkan kakiku dengan ringan , kucoba untuk mengalihkan pandanganku dari kekosongan , kucoba menghilangkan sosok nato dari dalam pikiran. Aku berusa kuat dan tegar dengan semua ini , dan kurasa aku bisa walaupun semua ini harus step by step.
Lagi pula buat apa aku harus memikirkan dan menyiakan waktuku hanya untuk seseorang yang tidak pantas diharapkan seperti dia. All you left me was yesterday and this moment will fade into the past. But you won’t be the end of me , because i’m taking back my faith and i’m taking back my life. I never haven’t given up and i’m stonger than that. I will survive
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar