Translate

Rabu, 12 Juni 2013

KONDISI SOSIAL BUDAYA DALAM NOVEL ‘SEBELAS PATRIOT’ KARYA ANDREA HIRATA



KONDISI SOSIAL BUDAYA DALAM NOVEL ‘SEBELAS PATRIOT’
KARYA ANDREA HIRATA
Diajukan untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah Apresiasi Prosa Fiksi
Drs. Moh. Najid, M.Hum.



Disma Yulynda
122074242
PB 2012

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Fakultas Bahasa dan Seni
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
2013

KONDISI SOSIAL BUDAYA DALAM NOVEL ‘SEBELAS PATRIOT’
KARYA ANDREA HIRATA




Suatu hal yang takkan bisa diungkapkan oleh sebuah kata namun dapat dirasakan dalam hati, yaitu sebuah kebanggaan dan cinta. Suatu kebanggaan adalah suatu kata yang dapat dirasakan namun tak mampu untuk diungkapkan dengan kata-kata. Sama halnya seperti cinta yang tumbuh entah kapan,  dimana, karena apa, dan pada siapa  ia dapat memulai dan merasakannya. Kebangaan maupun cinta dapat terjadi karena seseorang yang memiliki makna khusus dalam hati seseorang dalam perjalan kehidupannya. 
Seperti dalam novel Sebelas Patriot karya Andrea Hirata yang menceritakan sebuah kisah yang menggetarkan dan sangat inspiratif tentang cinta seorang anak, pengorbanan seorang Ayah, makna menjadi orang Indonesia, dan kegigihan menggapai mimpi-mimpi. kebanggaan dan kecintaan seorang anak terhadap ayahnya tersebut dikemas sedemikian menarik dengan melatar belakangi sisi kehidupan seseorang yang penuh dangan perjuangan.
Dapat dikatakan dalam novel ini menggunakan pendekatan mimesis. Pendekatan mimesis merupakan pendekatan yang memandang prosa fiksi sebagai hasil ciptaan manusia yang ditulis berdasarkan bahan-bahan yang diangkat dan semesta (pengalaman hidup penulis atau hasil penghayatan penulis terhadap kehidupan di sekitarnya). Moh Najid , (2009:47).
Seperti kisah yang diceritakan dalam novel Sebelas Patriot karya Andrea Hirata ini mengisahkan seorang anak bernama Ikal yang mempunyai kebanggaan terhadap ayahnya karena ayahnya pernah menjadi salah satu pemain sepak bola yang dapat membanggakan masyarakat Balitong yang pada saat itu sedang dijajah oleh Belanda dengan kemenangannya. Saat itu ayahnya menduduki bagian sayap kiri dalam permain tim sepak bola PSSI, sehingga dapat mencetak gol dalam memperoleh kemenangan di pertandingan sepak bola melawan belanda.
Namun karena kemenangan tersebut, membuat Belanda tak dapat menerima kekalahannya. Sehingga ayahnya dipukuli para kompeni Belanda, hingga tempurung lutu kiri ayahnya dibuat hancur oleh Belanda saat itu. Sehingga Ayahnya tidak dapat bermain bola lagi saat itu. Namun dengan sejarah hidup ayahnya, tokoh Ikal menjadi bangga terhadap ayahnya yang pada saat itu membela kemenangan tim PSSI, dan ia pun menjadi cinta dan bangga pada sepak bola terutama pada PSSI. Sehingga ia ingin menjadi pemain sepak bola seperti Ayahnya dalm tim PSSI. Namun kekecewaannya tak dapat menjadi anggota tim PSSI tidak menyurutkan semangat dan kecintaannya terhadap sepak bola dan tim PSSI. Selain itu ia pun tetap sangat menyayangi dan bangga terhadap prestasi yang ditorehkan ayahnya pada masa penjajahan Belanda. Sehingga ia tetap berusaha untuk membuat ayahnya tersenyum.
Berdasarkan cerita yang mengisahkan penuh kehidupan nyata tokoh ikal dalam novel Sebelas Patriot ini. Merupakan gambaran perjuangan seorang anak yang ingin membanggakan orangtuanya, terutama ayahnya. Sehingga ia dapat membuat ayahnya tetap tersenyum walaupun bukan dengan kemenangannya dalam memperoleh masuk tim PSSI. Namun dengan demikian novel ini memberikan gambaran seorang anak yang benar-benar mencintai dan membanggakan sesuatu yang ia sukai dan memperjuangkan keinginan dan cita-citanya. Yang dapat kita ikuti sebagai anak yang dapat berbakti pada orang tuanya dan dalam pengabdian membela bangsa dan negaranya.

Kondisi Sosial Budaya pada Novel Sebelas Patriot
Pada novel ini terdapat hubungan sosial budaya pada tokoh yang bernama ikal yakni, sejarah ayahnya di masa pemerintahan belanda dan kehidupannya saat dikampung belitong dididik oleh pelatih tohari yang keras dan displin, membuatnya menjadi seorang pekerja keras. kondisi sosial budaya terbagi menjadi tiga, yakni kondisi (a).sosial pada zaman pemerintahan belanda, (b). kondisi sosial ketika ikal tumbuh sejak kecil hingga dewasa di Belitong,(c). kondisi sosial budaya ketika ikal merantau ke eropa.
a) Kondisi sosial budaya zaman pemerintahan belanda di Belitong
Pada zaman pemerintahan Belanda di Belitong diceritakan bahwa para penduduk Belitong dipaksa untuk kerja rodi. “dalam putaran kerakusan nan dahsyat itu anak-anak lelaki melayu dibawah umur diseret ke parit-parit tambang untuk kerja rodi”( hal 6). Para penduduk diperas tenaganya hanya untuk memberi keuntungan kepada belanda. Harga diri rakyat belitong diinjak-injak oleh belanda. Masalah sepele yang dibuat oleh orang Indonesia selalu dibesar-besarkan. Keadaan sosial pada saat itu sangat memprihatinkan. Seluruh kekeyaan alam terutama timah yang ada di belitong dikeruk habis. “telah kutemukan dalam buku sejarah, bahwa timah berlimpah di pulau kami­­ belitong membuat belanda bernafsu mengeruk sebanyak-banyaknya” (hal.5).
Anak-anak kecil dipaksa meninggalkan rumah untuk dijadikan pekerja bagi belanda. Bahkan ayah ikal dan kedua saudaranya mengalami nasib pahit tersebut di era pemerintahan belanda. “ketiga anak itu bergabung dengan ratusan anak seusia mereka, bergelimang lumpur, membanting tulang sepanjang waktu (hal.6). Para penduduk juga tak tinggal diam. Meraka mencoba melawan tindasan belanda terhadap rakyat belitong. Tetapi akhirnya juga kalah. Perjalanan waktu yang terus berlalu, tertindas terus menerus oleh belanda rakyat menemukan taktik tersendiri untuk melawan belanda yaitu “para penyelam tradisi onal melawan dengan membocorkan kapal-kapal dagang belanda yang mendekati perairan belitong. Para pemburu meracuni sumur-sumur yang akan dilalui tentara belanda. Para imam membangun pasukan rahasia di langgar-langgar. Para kuli parit tambang melawan dengan sepak bola (hal.7). para kuli parit yang melawan belanda melalui sepak bola adalah ayah ikal sendiri dan kedua saudaranya.
Pada zaman pemerintahan belanda, ayah ikal dan kedua saudara kandungnya menjadi bintang sepak bola saat kelihainnya dalam bermain bola disanjung oleh masyarakat. Sampai-sampai Van Holden ingin menyaksikannya sendiri,. ( Van Holden sengaja datang ke lapangan sepak bola untuk menyaksikan anak-anak muda itu bermain (hal.17). Van Holden terpana melihat kepiawaian tiga bersaudara itu menggiring bola. sayap kiri ayah ikal, gelandang dan sayap kanan. Pada suatu ketika ketiga saudara tersebut dilarang bermain bola saat pertandingan melawan pemuda belanda. Tapi ketiga saudara itu tetap bersikeras dalam mengikuti pertandingan dengan modal nekat. ketiga saudara itu bermain dengan pemuda belanda dan memalukannya di mata orang banyak. Saat seperti itulah sebuah kemerdekaan muncul walaupun hanya di lapangan.
Akibat dari kenekatan ketiga pemuda itu, sebagai gantinya tentara belanda membuat ketiga pemain tersebut babak belur dan juga pelatihnya.
b) Kondisi sosial dan budaya ketika ikal tumbuh dari kecil hingga dewasa di Belitong
Sepak bola telah mendarah daging pada diri ikal. Posisi sayap kiri telah ikal miliki. Dulu ayahnya posisi sama seperti ikal tapi dulu waktu menjadi Tim Parit. “PSSI untuk menggantikkan posisi ayah yang telah dirampas belanda. Aku harus menjadi pemain PSSI! Apapun yang terjadi”(hal. 38). Ikal bersikeras ingin menjadi pemain PSSI. Keinginannya yang kuat itu di dorong oleh motivasi tentang kehidupan ayahnya dulu, dan ingin meneruskan perjuangannya.
Kondisi budaya sosial pada saat itu, seorang ikal mati-matian ingin menjadi pemain sepak bola. dia menganggap bahwa sepak bola adalah agama keduanya. “sepak bola adalah agama kedua kami setelah Islam” (hal.37). betapa tingginya sepak bola di mata ikal. Pengaruh sosial budaya di masa lampau membuat ikal segila ini dengan bola. dia rela berjualan roti untuk mendapatkan sepasang sepatu bola. “sejak itu aku dan mahar menjujung kue lebih banyak dan berjualan keliling kampung lebih rajin demi membeli sepatu bola”(hal. 41), yang membuat ikal segila itu memengaruhi pandangannya bahwa sepak bola adalah agama kedua, yakni seorang ayah yang menjadi pejuang bola saat penjajahan Belanda.
Gemblengan dari pelatih Toharun membantu membentuk jati seorang sepak bola. terutama gemblengan yang diberikan pada ikal dan teman-temannya. Ketika mahar cengengesan dia kena semprot. “apa katamu!? Anak keenam!? Aku tak peduli kau anak berapa! Aku tak peduli ibumu ikut KB atau tidak! Itu urusan rumah tanggamu! Ini lapangan sepak bola! apa kau pikir ini Puskesmas!? Nomor urut!” (hal.40). keadaan sosial dalam pelatihan sepak bola sangat keras. Ikal diberi latihan push up dengan bertumpu tangan kiri. Pelatih menyuruhku push up dengan bertumpu sebelah tangan kiri (hal.42). tidak hany itu saja pelatih Toharun memerintahkanku untuk menggunakan bagian kiri pada tubuhku agar kemampuan pada posisi sayap kiri semakin matang.
Seleksi PSSI telah diikuti ikal, ikal terpompa semangatnya agar bisa masuk kedalam tubuh PSSI. Seleksi dari tahun ketahun telah dilaluinya, akan tetapi ikal gagal dan harus mengakui kemampuan saingannya yang lebih baik. Kepribadian ikal dalam bermain bola terbentuk dari didikan keras oleh pelatih toharun. Berbagai pertandingan telah dilalui bersama pelatih Toharun.
c) Kondisi sosial budaya ketika di benua eropa
Kondisi sosial di benua eropa sangat berbeda dengan kondisi budaya di Belitong. Ikal melakukan sebuah perjalanan jauh dari perancis menjelajahi eropa, menjadi seorang backpacker. Ikal ingin menuju ke Madrid. Dimana kota yang menghasilkan pemain sepak bola yang digandrungi oleh ayahnya. Ikal dengan arai menuju ke Spanyol tapi mereka berdua berbeda tujuan. Setelah hampir sebulan berkelana, kami sampai di spanyol dan harus berpisah arah untuk sementara. Arai meminati Alhambra dan aku harus kemadrid.(hal.70).
Tujuan ikal kemadrid yaitu untuk membelikan kaos bertanda tangan luis figo yang akan dihadiahkan untuk ayahnya. Ikal mendapat kaos bertanda tangan itu dengan susah payah, dia harus bekerja seperti kacung menjadi pembantu untuk mencari uang 250 euro. Akhirnya ikal bisa membeli kaos bertanda Tangan Lusi Figo, berkat bantuan andriana. Menyembunyikan kaos yang di pajang untuk ikal. Karena Adriana yakin ikal akan kembali. Dari awal seperti itu persahabatan ikal dengan penjaga toko bernama Adriana tumbuh menjadi seorang yang kenal akrab. Mereka saling mencintai tapi dalam sepak bola. tidak selebih perasaan dari hati.
Ikal diajak Adriana menonton secara live Real Madrid vs Valencia Ikal merasa senang karena dapat melihat langsung serpak terjang Luis Figo. Pemaian favorit ayahnya. Sosial budaya di daerah eropa sangat memengaruhi pola kehidupan ikal. Kehidupan ikal begitu keras menjadi backpacker, yang lebih memengaruhi lagi dalam hubungan sosial budaya dalam pada tokoh yang bernama ikal yakni, sejarah ayahnya di masa pemerintahan belanda dan kehidupannya saat dikampung belitong dididik oleh pelatih tohari yang keras dan displin, membuatnya menjadi seorang pekerja keras.
Fakta Cerita
1.    Alur dan Latar
Berikut ini adalah tahapan alur novel Sebelas Patriot secara keseluruhan:
  1. Tahap Pengenalan
Tahap ini dilukiskan mengenai pengenalan dimana latar suasana tegang. Lalu aku ditatapnya dengan tajam. “Nama!” “Ikal, Pelatih Toharun!” “Mau main menjadi apa, Boi?” “Sayap kiri, Pelatih Toharun.” “Bisa menendang dengan kaki kiri?” “Insya Allah, Pelatih Toharun.” (hlm.40)

  1. Tahap Pengembangan
Tahap ini mulai digambarkan mengenai perkembangan cerita dan digambarkan dengan latar suasana bahagia. Dalam pada itu, Ayah senang tak kepalang mengetahui aku telah berhasil menjadi pemain sepak bola junior Provinsi Sumatra Selatan. Aku merasa bangga, bukan hanya karena lolos seleksi, tapi cara Ayah memandangku mengisyaratkan bahwa aku telah melanjutkan sesuatu yang tak dapat dilanjutkannya dulu. Perasaan itu berarti lebih dari segala-galanya bagiku. (hlm. 55-56)
  1. Tahap Konflik
Dalam tahapan ini mulai ada konflik dalam cerita , latar tempat berada di dalam sebuah ruangan dan suasananya pun tegang. Hari pengumuman yang ditunggu-tunggu itu tiba. Ratusan anak dikumpulkan di dalam sebuah ruangan. Nama yang terpilih dipanggil satu per satu. Setiap ada nama yang mirip dengan namaku dipanggil, tubuhku gemetar. Namun sampai jumlah pemain yang diperlukan terpenuhi, aku tak mendengar namaku. (hlm.58)

  1. Tahap Klimaks
Dimana latar suasana digambarkan sedih. Pada kesempatan usia terakhir untuk pemain junior, aku mengikuti seleksi lagi dan gagal lagi. Pemain-pemain muda lain semakin hebat dan semakin banyak. Tak tampak sedikit pun celah untuk menyalip mereka. Saat itu kusadari bahwa jika aku memang ingin berkarier sepak bola melalui jalur pemain junior PSSI, maka karierku sudah balik kanan bubar jalan, it’s over, finito, wassalam. (hlm.61)

  1. Tahap Resolusi
Namun, Kawan, menilik keadaanku sekarang, dimana anggota tubuhku telah berkembang semaunya sendiri menyalahi prinsip-prinsip six packs, aku takkan menyalahkanmu, jika ¾ kau katakan dengan brutal atau sekedar kau sembunyikan dalam hatimu saja ¾ bahwa aku membual soal hampir menjadi pemain PSSI itu.Biarlah, biarlah, sebab selebihnya, aku dan ayahku semakin setia pada PSSI. Silakan kau atau siapa saja, berkata apa. Silakan orang ngomel-ngomel melihat PSSI kalah, cinta kami tetap pada PSSI. (hlm.63-64)

2. Penokohan
Dalam novel Sebelas Patriot sendiri memiliki banyak tokoh. Berikut penokohan para tokoh dalam novel ini.

  1. Ikal (aku)

Tokoh Ikal merupakan tokoh utama dalam novel ini ia digambarkan sebagai tokoh yang : mudah penasaran Aku curiga, mungkinkah foto inilah yang membuat Ibu melarangku bermain-main dengan album ini? Sebab, ketika memergokiku kemarin, foto itu yang sedang kupandang-pandang. (hlm.8) , Suka bertanya-tanya (memiliki rasa ingin tahu yang tinggi) Aku ingin sekali tahu kisah dibalik foto itu. (hlm.26) , Ambisius Jika berpergian bersamanya, mulutku berkicau-kicau dan bertanya-tanya ini-itu, Ayah hanya diam atau tersenyum. (hlm.9) , Bersungguh-sungguh Demi mengetahui kisah dari pemburu tua tentang ayah, aku makin gemar sepak bola dan tak ada hal lain dalam kepalaku selain ingin menjadi pemain PSSI! Untuk menggantikan posisi Ayah yang telah dirampas Belanda. Aku harus menjadi pemain PSSI! Apapun yang terjadi. (hlm.38), Gigih dalam menggapai impian Aku bahkan berlatih sendiri diluar jadwal Pelatih Toharun. Usai shalat Subuh, aku berlari keliling kampung. (hlm.42), Tidak mudah putus asa Lama kutatap, tiba-tiba aku merasa menjadi anak tak berguna jika tahu ada kaos bertanda tangan asli Figo disitu dan aku berlalu tanpa berusaha mendapatkannya demi paman-pamanku¾sang libero dan pemain sayap kanan¾demi Pelatih Amin, demi keseluruhan cinta kami pada sepak bola, dan terutama demi ayahku. (hlm.74) , Cinta tanah air Ketika Real Madrid berhasil mencetak gol, puluhan ribu penonton berteriak, “Real! Real!” Aku berteriak, “Indonesia! Indonesia!” Adriana berkali-kali menatapku, mungkin takjub melihat bagaimana seseorang yang berasal dari sebuah pulau terpencil di negeri antah berantah bisa berada di tengah ingarbingar Santiago Bernabéu. (hlm.99)

  1. Ayah

Ayah digambarkan sebagai tokoh yang Sederhana , Penuh kasih sayang , Tak banyak tingkah Maka Ayah, seperti semua orang Melayu itu, hanyalah unsur sederhana dalam kronologi zaman, dan Ayah adalah inti dari kesederhanaan itu karena sikapnya yang sangat pendiam, tak pernah menuntut apa pun dari siapa pun, merasa tak perlu membuktikan apa pun pada siapa pun, selain kasih sayang untuk keluarga, tak banyak tingkah. (hlm.3-4) , Pendiam Seiring usia aku semakin dekat dengan Ayah, dan Ayah tetaplah Ayah yang pendiam. (hlm.9) , pemberani Dia menolak bergabung dengan tim penjajah kaumnya. Dengan membangkang, dia merasa telah membela abang-abangnya, membela bangsanya. Itu sesungguhnya tindakan berani mati yang tak terbayangkan akibatnya. (hlm.23)

  1. Pelatih Toharun

Pelatih Toharun digambarkan sebagai tokoh yang Berwibawa Jika berada di lapanangan sepak bola, wibawa yang terpancar darinya sangat berbeda dari keadaannya sehari-hari sebagai tukang gulung dinamo. (hlm.39) , Sedikit kejam Pelatih Toharun mendadar tim junior tanpa ampun sampai kami muntah-muntah. (hlm.41) Pada para defender, Pelatih Toharun sedikit kejam, yaitu mereka disuruh membayangkan diri mereka sebagai buah nangka. (hal.45) , Cerewet Sebelum pertandingan, kami selalu dimarahinya habis-habisan. Mulutnya cerewet mengingatkan posisi dan tugas kami masing-masing dilapangan. Diancamnya kami dengan pedas agar kami jangan sekali-kali kalah. (hlm.46-47)

  1. Adriana

Adriana digambarkan sebagai tokoh yang Ramah “Holá, buenas tardes...,” sapanya. (hlm.72) Baik “Tak tahu mengapa, tapi aku tahu kau pasti datang kembali. Kaos ini kusimpan untukmu.” (hlm.85)
Pengertian “Mengapa kau yakin aku akan kembali untuk kaos Figo itu?” tanyaku. Adrian seperti mau menertawakan dirinya sendiri.“Karena aku tahu rasanya menjadi penggila bola. Aku tahu kau pasti kembali.” (hlm.88-89)

  1. Margarhita Vargas

Margarhita Vargas digambarkan sebagai tokoh yang Tegas,Kaku Margarhita Vargas berbadan tegap dan tampak sangat fit. Umurnya mungkin 45 tahun dan segala hal tentang dirinya adalah kaku. Rok panjangnya berbahan tebal yang kaku. Kemejanya yang jelas kemeja laki-laki itu kaku. Kerah kemeja itu kaku. Bingkai kacamatanya kaku. Rambutnya yang disemir hitam itu kaku. (hal.80) , Baik “Segeralah ke Madrid,” katanya. Sebelumnya telah kuceritakan padanya soal kaos Figo itu. Disalaminya aku dengan erat. Sebersit tampak kesedihan. Mungkin dia mulai suka aku bekerja sebagai pembantunya. “Kalau kurang beruntung disana, kembali lagi ke sini.” “Terima kasih, Nyonya Vargas.” (hlm.83)


Sarana Cerita
Sudut Pandang

Dalam novel Sebelas Patriot ini penulis menggunakan sudut pandang orang pertama.

Tema dan Amanat

  1. Tema

Tema dalam Novel Sebelas Patriot ini adalah berkisar seputar sepak bola. Dimana seorang anak mencintai dunia sepak bola, karena terinspirasi oleh ayahnya yang dulu menjadi pemain sayap kiri yang berbakat alam luar biasa saat penjajahan Belanda.

  1.    Amanat

  • Cinta sepak bola, adalah cinta buta yang paling menyenangkan.
  • Begitu besar cinta, begitu singkat waktu, begitu besar kecewa, lalu tak ada hal selain menunggu pertandingan berikutnya, lalu bergembira lagi. Sepak bola adalah satu-satunya cinta yang tak bersyarat di dunia ini.
  • Jika ada hal lain yang sangat menakjubkan di dunia ini selain cinta, adalah sepak bola.
  • Prestasi tertinggi seseorang, medali emasnya, adalah jiwa besarnya.
  • Menjadi penggila bola berarti menjadi bagian dari keajaiban peradaban manusia.

Banyak kelebihan-kelebihan yang didapatkan dalam novel ini. Mulai dari nasionalisme yang tinggi terhadap tanah air kita, Indonesia. Yang tecermin dalam bahasa-bahasa yang digunakan, alur yang digambarkan secara detail. Disisi lain novel ini mengajarkan bagaimana kita dapat membahagiakan orang yang kita cintai. Walaupun bukan kebahagiaan yang nyata berupa materi, namun dengan kita membuat bangga dan membuat orang kita sayangi dapat tersenyum bahagia, cukup baginya mendapatkan sebuah kebahagiaan yang abadi dalam hatinya. Seperti kebangaykan kisah nyata di sekitar kita, bagiman seseorag dapat membahgaiakan orang ia kasihi, orangtuanya. Waluapun hanya dengan sebuah prestasi yang mereka torehkan dalam bidang akdemik sekalipun dapt membuat orang tua bangga dan bahagia ketika dapat melihat ankanya bahagia terhadap apa yang ia miliki. Selain kelebihan-kelebihan yang terdapat dalam novel Sebelas Patriot ini terdpat kekurangan, yaitu kesulitan pembaca dalam pemahman kata-kata yang sulit dimengerti oleh pembaca.
Dibalik kekurangan yang terdapat di dalam novel Sebelas Patriot ini dapat memberikan suatu pembelajaran yang dapat diambil oleh pembaca, yaitu keteguhan hati, kesungguhan dalam membela tanah air, ketulusan dalam memberikan yang terbaik untuk orang yang kita sayangi, dan terus berjuang dalam mengejar sebuah mimpi. Karena sebuah mimpi bukanlah hal yang tak dapat diwujudkan, dan kebanggaan dan cinta bukanlah sesuatu yang dapat diperoleh dengan material, melaikan hanya dapat diperoleh dengan kesungguhan dan perjuangan.

PENUTUP

Kesimpulan
  • sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya dan juga karya sastra merupakan karya fiksi yang bersifat imajinatif, pengarang berusaha memanfaatkan kondisi sosial di sekitarnya sebagai objek karya sastra. Kehadiran sastra ada misi-misi tertentu dari seorang pengarang sebagai anggota masyarakat yang peka akan sentuhan-sentuhan situasional.
  • pada novel sebelas patriot terdapat Sosiol budaya ketiga unsur, yaitu Kondisi sosial budaya zaman pemerintahan belanda di Belitong, Kondisi sosial dan budaya ketika ikal tumbuh dari kecil hingga dewasa, sosial budaya ketika di eropa
  • hubungan sosial budaya dalam pada tokoh yang bernama ikal yakni, sejarah ayahnya di masa pemerintahan belanda dan kehidupannya saat dikampung belitong dididik oleh pelatih tohari yang keras dan displin, membuatnya menjadi seorang pekerja keras.
Daftar Pustaka
Hirata, Andrea. 2011. Sebelas Patriot. Yogyakarta: Bentang Pustaka.
Najid , Moh. 2009. Mengenal Apresiasi Prosa Fiksi. Surabaya : University Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar