Senja
Senja
, awal kita bertatap mata
, beradu suara , tertawa diantara kata canda yang mengudara ,
terselip rasa bahagia yang sedang kurasa. Selanjutnya kita sering
menikmati kala senja berdua.
Naga,
Namamu masih mengudara 1 mili ditelingaku , cerita itu masih meraba
dimemoriku , perasaan ini masih tersisa dihatiku. Aku tak bisa
lupakan , sampai detik ini. 8 bulan kepergianmu menyisakan kesakitan
yang tak berdarah tapi sangat terasa.
Kamu
miliki apa yang tak kupunya, kesedarhanaanmu mengalahkan segala
perbedaan diantara kita. Tapi aku benar bisa merasa bahagia dan
tertawa. Menjadi diriku yang apa adanya. Karena aku sedang bersamamu
waktu itu.
Kudengar
samar suaramu, kutengok dari balkon kamarku. Kulihat kamu berbicara
sembari tertawa kecil dengan kakak perempuanku. Dengan cepat , aku
menuruni anak tangga dan berlari kecil ke depan rumah.
Perasaan
ini bercampur aduk rasanya, seribu pertanyaan atas kepergiannya masih
berjejer dipikiranku saat ini. Dia menoleh ke arahku , aku seperti
melambung , mereka berhenti berbicara .
Lama
menunggu kabarmu yang tak pernah peduli denganku, aku sangat butuh
penjelasanmu , aku tak bisa berhenti melupakanmu sampai kudengar
alasan kenapa kau pergi tanpa sepatah kata.
“
Hai mas apa kabar ? “ tanyaku sedikit ngos-ngosan.
“
Baik , hmm maaf aku buru – buru. Oh ya aku minta maaf ya kalau
misalnya ada salah sama kalian. Aku pamit dulu “
Hanya
itu yang dia katakan , ketika aku berusaha menahannya. Kakakku
mengacungkan sebuah undangan berwana ungu kepadaku. Speecless
. mulutku sudah
menganga memanggil namanya tapi tak terdengar suaraku , dia semakin
berlalu dan meninggalkan tubuhku yang masih mematung.
Kubuka
undangan itu , benar tertera nama dia dan perempuan yang bernama
veronika. Aku melempar undangan itu , aku tak tahan melihatnya. Aku
menangis sejadinya , penantianku selama ini tak ada artinya.
Aku
menunggu alasan mengapa kau pergi tanpa sepatah kata , kau datang ,
kau memberi sebuah harapan , sebuah perhatian dan perasaan sayang ,
kau meyakinkan , kau berjanji dan akhirnya kau yang mengingkari dan
pergi. Namun setelah kau datang malah melayangkan sebuah undangan
pernikahan.
Aku
menangis sejadinya lagi , aku down lagi , aku vertigo lagi , aku
nggak nafsu makan lagi dan kamu lelaki pertama yang bisa membuatku
seperti ini sebelum mantan – mantanku yang lainnya. Padahal yang
kuingat status kita masih belum pacaran tapi kita saling sayang.
Mama
yang menenangkanku , memelukku dan memberi wejangan. Menyadarkanku ,
Kala senja pula , aku akan menutup segala cerita dan kenangan tentang
kita. Akan kumulai dari benda-benda dari dirimu dan menertibkannya
dalam box.
√
Dompet, karena katamu aku gak
suka makai dompet dan aku suka lupa naruh uang. Makanya kamu diam –
diam beli ini untuk aku.
√
Kalung , ini oleh – oleh dari
solo.
√
Modem, awalnya aku meminjam tapi
akhirnya kamu berikan padaku.
√
Dan ini ada sebagian tiket nonton
yang aku simpan waktu bersamamu.
Senja
awal kita berjumpa dan senja pula akan menjadi akhir dari cerita dan
kenangan bersamamu yang pernah ada. Kututup box itu , sekaligus akan
ku tutup rapat – rapat perasaanku akan dirimu. Selamanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar